L
|
etih mulai mengahampiri sekujur
tubuhku, namun orang yang kutunggu tak kunjung datang, sudah hampir sejam aku
disini, sendiri dalam sebuah ruangan sempit, dengan cahaya yang agak remang,
sejenak sempatku berfikir, apakah yang aku lakukan ini salah ?, yaahh, aku
memang salah, namun apa boleh buat, inilah jalan hidup ku sekarang, inilah yang
harus kujalani. Semuanya berawal ketika aku mulai berusia 17 tahun, saat itu
aku duduk di bangku SMA kelas 3, salah satu SMA di Jakarta. Temanku Fani
mengundangku ke acara ulang tahunnya yang ke 17, dan diacara itulah aku
berkenalan dengan seorang yang bernama dion, pria pertama, yang mulai menyentuh
hatiku. aku dan dion lama kelamaan semakin dekat, dia sering sekali mengajakku
keluar.
Cahaya
mentari mulai redup, kupercepat langkahku agar segera sampai dirumah sebelum
cahaya mentari benar-benar menghilang. Tiba-tiba kurasakan getaran kecil
dibalik saku rok seragamku, segera kuraih sumber getaran itu, “kak Dion” itulah
nama kontak yang tertera dilayar handphone ku, semunyum
mulai merekah di bibirku, dengan gesit ku pencet tombol berwarna hijau,
“halo dani” terdengar suara dibalik
handphone,
“yah kak”
“hmm,, ntar malem ada waktu ngak”
“hmmm,, emang kenapa kak ?”
“pengen ngajakin kamu jalan aja,
bisa ngak ?”
“bisa kok kak, emang mau kemana
kak ?”
“kemana aja deh..!! hmm, nonton
gimana ?”
“hmmm boleh boleh,,!!”
“oke aku jemput jam 7 yah,”
Aku hanya menggangguk tanda
mengiyakan. Suara dibalik handphone tak terdengar lagi, tanpa sadar aku mulai
melompat kegirangan tak peduli akan pandangan orang disekitar ku. Aku sendiri
tak tau, kenapa aku menyukai dion, mungkin karena tutur katanya yang selalu
indah terdengar oleh indera pendengaranku, atau karena wajahnya yang tampan,
atau mungkin karena kedua-duanya.
Lampu
mulai diredupkan, film mulai ditayangkan, hanya ada aku dan dion dibarisan ke
-5 kursi bioskop, film yang sangat romantic, hingga membuatku, hampir
meneteskan air mata. “dani, aku suka sama kamu” kata dion yang tiba-tiba saja
membuyarkan konsentrasiku, “hah..??? maksud kakak…??” tanyaku seolah tak
mengerti, dion terdiam sejenak, menatapku, lalu menciumku. aku terdiam, kaget,
jantungku berdebar kencang bagaikan bom yang akan segera meledak.
Semenjak
malam itu, aku dan dion mulai menjalin hubungan yang spesial, ciuman,
berpelukan, bahkan tidur bersama adalah hal biasa untuk kami. Aku tahu yang
kulakukan ini salah, tapi entah kenapa aku tak kuasa jika telah berhadapan
dengannya, aku tak bisa menolakknya, “aku mencintainya” hanya itulah yang
terfikir olehku saat itu. Hingga pada suatu malam, aku melihatnya sedang
bersama dengan seorang gadis, duduk santai di salah satu kafe di Jakarta,
sangat mesra dan hanya mereka berdua, tanpa berfikir panjang aku menghampiri
mereka, berteriak pada gadis itu, tak memperdulikan orang-orang yang ada
disekitarku, memakinya dengan bahasa yang kasar, yang keluar begitu saja dari
mulutku. Yang membuatku benar-benar marah, dan kecewa adalah Dion, dia lebih
memilih gadis itu, dia pergi begitu saja dengan gadis itu, tanpa
memperdulikanku.
Rasa sakit yang mendalam, tak ada
tempat untukku berbagi cerita, orang tua, mereka sibuk dengan urusan mereka
sendiri, kak Rama pun begitu, dan sahabat, aku tak punya. “Tak ada yang
menginginkanku, tak ada yang peduli padaku, aku hanyalah sampah” itu lah yang
ada difikiranku saat itu. Kulampiaskan semua kekesalanku, rasa sakitku, segala
kepedihan yang kurasakan, kulampiaskan di tempat yang benama diskotik, sebuah
tempat yang kukenal dari seorang teman, yang katanya ditempat itulah segala
sesuatu akan menjadi asik, semua masalah akan terselesaikan dengan sendirinya.
Yah, dan memang benar semua terselesaikan dengan sendirinya, ditempat itu pula
aku mulai mengenal tante teri, tante yang sangat memperhatikanku, dan hampir
setiap malam dia memperkenalkanku pada pria, pria yang katanya mampu memberiku
kehangatan.
Semakin
aku menunggu orang itu, seseorang yang katanya akan memberikan kehangatan
untukku, namun tak kunjung datang, dingin mulai marasuk sekujur tubuhku, hingga
akhirnya aku tertidur dalam kehangatan selimut.
0 komentar:
Posting Komentar