Ada seorang teman yang kukenal,
anggap saja namanya Romeo, dia memiliki seorang kekasih, anggap saja namanya
Juliet, hubungan mereka telah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun, kadang
aku iri pada mereka. sering sekali romeo dibuatkan bekal kekampus, dan aku juga
ingin seperti itu, seperti Juliet yang membuatkan makanan untuk romeo. Aku iri
ketika romeo mulai mebicarakan kehebatan rasa masakan Juliet, bukan karena aku
memiliki rasa yang special pada romeo, aku hanya berfikir “kapankah tiba saat
dimana ada seseorang seperti romeo yang memuji rasa masakanku” aku iri pada
Juliet, karena ada Romeo yang begitu memperhatikannya. Namun aku tak suka
ketika mereka bertengkar, dan juliet menangis, apakah cinta seperti ini ??
soreh itu ketika langit sedang mendung, dan
ketika aku termenung sendiri didepan layar laptop yang perlahan menyelimutiku
dengan kejenuhan, ada seorang teman yang datang mengahampiriku dengan wajah
tanpa senyum, kutanya padanya “ada apa ?” dan dia hanya menjawab dengan satau
kata “GALAU” yang disebabkan oleh pacar dan mantannya. aku hanya ingin menjadi
pendengar yang baik untuknya, yah ! setidaknya aku bisa mengambil sedikit
pelajaran dari kisahnya, “jangan pernah memberi harapan pada orang lain, ketika
kau sendiri tak yakin mampu untuk mewujudkan harapan itu” itu lah kira-kira
yang bisa kupetik dari kisahnya. “Apakah yang seperti ini juga cinta ? siapakah
sebenarnya yang dicintai oleh temanku ini ?”
Aku senang ketika mendengar kisah
cinta orang lain, karena dari situlah aku belajar. Aku tak tahu bagaimana
rasanya “PACARAN”, ahh, tidak !!!! aku ingat ketika duduk dibangku SMA kelas
satu, ada seseorang yang bilang pada ku “Mauki jadi pacarku ?” saat itu aku
mengiyakannya. Ada rasa penasaran yang terbercit dibenakku saat itu “bagamana
rasanya pacaran, aku ingin tahu”. Namun, yang kurasakan saat itu adalah
kepalaku sakit, rasanya susah untuk tidur, Aneh. makanya kuputuskan untuk
mengakhiri hubungan yang kira-kira baru berlangsung dua hari itu, aku tak tahu
apa ini masih bisa disebut pacaran atau tidak ?, aku memutuskan untuk tidak
“Pacaran”. Adakalanya dimana aku begitu menyukai seseorang, tapi ketika aku
mulai berfikir tentang pacaran, waduuhhh !!! kok jadi pusing sendiri ?. aku iri
ketika mendengar kisah cinta teman-temanku, dan aku juga ingin seperti mereka,
namun ketika aku ingin mencoba, ada kekhawatiran yang kurasakan, entah khawatir
karena apa, yang jelas aku merasa tidak nyaman. Jika aku Cinta, haruskah aku
Pacaran ?, aku tau kala itu aku belum mengerti arti cinta.
Hingga aku mengenalnya, seseorang
yang bernama Nurhidayansya, dia mengajariku arti cinta, harusnya cinta itu
seperti apa, “cinta adalah ketika kau mampu melihat Allah dalam dirinya, ketika
dia mampu menuntunmu kejalan Allah, cinta karena Allah” itulah cinta
menurutnya, dan untuk pertamakalinya aku
merasa nyaman dalam mencintai, kutanamkan harap dan doaku dalam kerak lubuk hati “Ya Allah, aku
ingin mencintainya karenamu, lindungi rasa ku ini, jangan biarkan rasaku
ternodai oleh nafsu”.
0 komentar:
Posting Komentar